Mahasiswa Ujb Kuliah Di Pengrajin Rempeyek

Mahasiswa UJB Kuliah di Pengrajin Rempeyek

Dua orang dosen Drs. Suryadiman MM dan Drs. Bimo Harnaji, MM mendampingi 'kuliah' tersebut. Sedang sebagai 'dosentamu', suami istri pengusaha rempeyek itu, Zamroni (53) dan Kustiah (43). Setelah meninjau langsung bagaimana proses produksi, mahasiswa kemudian melakukan tanyajawab dengan Zamroni dan Kustiah.

Menjawab pertanyaan mahasiswa, suami istri itu menjelaskan, dengan 14 tungku dan 53 orang tenaga kerja, termasuk mereka yang menyiapkan kayu bakar, bisa menghasilkan 6.000 pak isi enam rempeyek dalam sehari. Untuk memproduksi sejumlah itu menghabiskan kacangsampai 700 kilogram. Rempeyek Santosa hanya memproduksi rempeyek kacang. Bahan bakar tetap menggunakan kayu, karena besar kecilnya api bisa diatur.

Pemasaran sementara ini, selain di wilayah DIY baru sebatas daerah Jawa Tengah utara dengan pemasar dari Temanggung. Ada pula pemasar di Jakarta, kemudian menurut keterangan ada yang pernah menjumpai Rempeyek Santosa di Malaysia, tapi mungkin dibawa orang sebagai oleh-oleh.

Rempeyek Santosa pertama kali berproduksi tahun 2004 dengan tenaga kerja hanya delapan orang. Setelah gempa, secara kelompok berjumlah 20 orang mendapat bantuan modal dari sebuah LSM. Saat itulah para pengrajin rempeyek kembali bangkit, termasuk Zamroni. (War)

 

Sumber : Krjogja.com, kamis 28 mei 2015

 

 

Dibaca: 610x

Komentar

  1. -- tidak ada komentar --

Tinggalkan Komentar

Data email anda tidak akan kami publish.


CAPTCHA Image