Umkm Lemah Akses Terhadap Modal

            Demikian paparan dosen fakultas ekonomi Universitas Janabadra Yogyakarta Dr AM Kusnadi, M.Si dalam seminar regional “pPemberdayaan UMKM” yang diselenggarakan Rabu (5/1), terbatasnya akses ke sumber keuangan karena jaminan tidak memadai , suku bungan kadang relatif tinggi. Insentif yang diterima lembaga keuangan kecil, biaya transakasi kadang tinggi. Pendidikan dan keterampilan pemilik dan pengelola UMKM relative rendah. Kusnadi mengutip data BPS 2009, jumlah UMKM di DIY 421,348, usaha mikro 82,1 persen dan kecil 16,6 persen. Memberikan kontribusi terhadap PDRB sebanyak 55,56 persen. Menyerap 91,93 persen dari total  915.100 teanaga kerja.

            Dari indikator tersebut menurut Kusnadi, menunjukan peran UMKM sangat penting dan strategis untuk pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Dominan dalam perekonomian, terus semakin berkembang karena pemberi lapangan kerja terbesar.

            Sedangkan,  Eni Andari, SE.,M.Si yang juga dosen FE-UJB dalam seminar tersebut mengungkapkan, sejarah membuktikan UMKM tetap eksis dan berkembang pada saat krisis tahun 1997. pemberdayaan UMKM dapat ditik beratkan pada metode botom up di mana perencanaan lebih diupayakan untuk menjawab kebutuhan sasaran dan dilakukan secara partisipatif.

            Menurut Eni Andari, asosiasi usaha dapat membantu UMKM dalam berbagai aspek anggotannya. Terutama dalam hal ini kaitannya dengan pasar akan memperkuat posisi tawar dalam perdagangan, baik dalam penetapan harga maupun sistem pembayran dan menciptakan persaingan usaha yang sehat. Seminar ini dibuka oleh Dekan FE-UJB Drs. M. Najmudin, MM.

 

 

 

Dibaca: 228x

Komentar

  1. -- tidak ada komentar --

Tinggalkan Komentar

Data email anda tidak akan kami publish.


CAPTCHA Image